PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Monday, February 9, 2009

Editorial
Pertamina, Lupakan Sejenak Tekad Mendunia!


PeePoop - Teka-teki dan spekulasi siapa Direktur Utama baru Pertamina akhirnya terjawab Kamis (5/2) siang kemarin. Untuk pertama kalinya Pertamina memilih perempuan cerdas bernama Karen Agustiawan sebagai pemimpin. Insinyur Teknik Fisika lulusan ITB Bandung tersebut didampingi oleh Omar Sjawaldi Anwar sebagai Wakil Dirut.

Tantangan terbesar Karen sebagai Dirut baru adalah menghilangkan intervensi pihak luar kedalam tubuh Pertamina. Sudah bukan rahasia lagi jika sering terjadi intervensi di BUMN Indonesia.


Pertamina sebagai salah satu BUMN yang paling strategis, sering sekali dijadikan mesin ATM menggiurkan bagi pejabat tinggi negara, baik sejak masa Orde Baru maupun hingga Orde Reformasi saat ini. Banyak intervensi yang terjadi dengan motif korupsi, baik oleh kalangan internal sendiri maupun departemen yang membawahinya. Mulai era kepemimpinan Ibnu Soetowo sampai beberapa penggantinya pun Pertamina sering sekali tersandung masalah.

Jadi, pernyataan pertama Karen bahwa ia akan menolak intervensi, seharusnya bisa menjadi "warning" bagi para pejabat tinggi negara yang hobi intervensi.

Rakyat akan berharap bahwa tidak akan ada lagi antrean panjang BBM. Rakyat akan berharap bahwa tidak akan ada lagi gas "yang menghilang". Yang rakyat inginkan mungkin hanyalah barang ada ketika dibutuhkan, tidak peduli apapun program pemerintah.

Sebagai ilustrasi, rakyat Rusia (Uni Soviet) lebih menghargai Joseph Stalin daripada Mikhail Gorbachev. Alasannya, di era Stalin, meskipun antre panjang, tapi roti tetap ada dengan harga terjangkau. Tapi ketika era Gorbachev, walaupun sudah antre, ternyata seringkali roti tidak ada.

Jadi, masalah-masalah yang sering dialami Pertamina adalah karena intervensi yang terlalu besar. Karena intervensi lah program konversi minyak tanah ke gas pemerintah terlihat kewalahan. Karena intervensi lah, terjadi antrean panjang BBM.

Tantangan nyata lainnya adalah, Pertamina harus mampu melayani "kebutuhan rakyat" sepenuhnya. Pertamina harus mampu menyediakan pasokan BBM dalam negeri secara cukup, dan tentunya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Rakyat tidak akan peduli pada mimpi Pertamina untuk menjadi perusahaan yang mendunia. Walaupun pada sektor kegiatan eksplorasi dan produksi migas, program eksplorasi Pertamina di Vietnam, Malaysia, Libya, Sudan, Qatar, Ekuador, Brazil, Kamboja, Kamerun, Algeria, dan Iran, pantas didukung.

Kini, rakyat tinggal berharap kepada Karen untuk menghilangkan atau meminimalisir intervensi dari para pejabat tinggi negara. Dan ada baiknya, Karen memprioritaskan pasokan dalam negeri, dan sejenak melupakan tekad menjadi perusahaan internasional.

Untuk apa jadi perusahaan minyak internasional seperti Petronas, jika kebutuhan dalam negeri saja kewalahan?. (thePuki)

0 comments: