PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Tuesday, January 27, 2009

Cecil's Note
Pelaku Industri Televisi, Belajarlah Dari Hewan!


PeePoop - Di era modern ini, ternyata aku terkena dampak hebat dari Pandemonium Era. Aku takut dampak pandemonium era ini akan semakin lama semakin memburuk. Siapa yang bisa aku salahkan?, ya media lah yang patut aku salahkan, yang mengkikis habis nilai-nilai tradisional, kearifan lokal, informasi yang bertanggung jawab, semuanya dikikis habis atas nama globalisasi yang didasarkan oleh benefit.

Tidak bisakah kita mengalami pergeseran nilai menjadi lebih baik?. Perubahan dan pergeseran nilai adalah suatu kewajaran yang akan terus berlangsung sampai hari akhir manusia. Tapi yang kita harapkan adalah perubahan dan pergeseran nilai yang lebih baik dari hari ke hari.

Aku butuh mental baja untuk menerima kenyataan bahwa menonton televisi di negeri ini ternyata banyak dipenuhi oleh kebohongan-kebohongan, perilaku hedonisme, nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal di bombardir, klenik, dan pembodohan publik.


Butuh hati yang besar untuk melihat eksploitasi perempuan di televisi. Butuh pikiran yang kritis untuk melihat pembodohan acara-acara yang diberi label reality show di televisi. Butuh mata yang lebar untuk melihat parade hantu melalui film, parade darah, dunia gembira, sikap konsumtif, dan sinetron-sinetron seadanya.

Semuanya tidak ada nilai yang bisa membuat kita lebih baik.

Aku bosan. Bisakah aku berjanji paling tidak pada diriku sendiri?, bahwa aku tidak akan lagi menonton televisi, sebuah kotak yang aku pikir ajaib dan mampu membuat aku menjadi lebih cerdas, punya sikap, dan kritis.

Rambutku hitam, sementara orang-orang yang aku lihat di televisi sudah banyak yang berambut kuning. Padahal aku dan orang-orang di dalam kotak ajaib itu satu bangsa dan satu negara. Tapi kenapa rambut mereka kuning, sementara aku hitam?.

Sejak kecil aku selalu diajarkan hidup sederhana, sehingga selalu menumbuhkan sikap prihatin dalam setiap dimensi kehidupanku hingga saat ini. Tapi yang aku lihat dari televisi hanyalah sikap-sikap konsumtif dan royal.

Sejak kecil pun aku diajarkan kerja keras untuk meraih sesuatu, ayahku selalu mengajarkan proses adalah segalanya. Tetapi yang aku lihat dari televisi hanyalah parade penjualan mimpi-mimpi masyarakat yang menumbuhkan sikap instan dalam meraih sesuatu.

Sudahlah, aku juga tidak mungkin lagi menyebutkan segala keluhanku tentang kotak ajaib di negeri ini. Semoga di saat aku bangun esok hari, tayangan-tayangan yang membodohkan sudah diganti dengan tayangan-tayangan yang mempunyai esensi lebih bermakna dan berkonteks nilai-nilai lokal negeri ini.

Aku rindu acara-acara yang memfokuskan pada perkembangan para petani negeri ini. Aku rindu acara-acara kompetisi anak-anak sekolah negeri ini. Tapi percuma, mungkin ini hanyalah sumpah serapah akibat budaya dan kearifan lokal banyak yang terbunuh di televisi.

Mungkin lebih baik aku belajar bagaimana caranya hidup dari hewan-hewan yang aku lihat di kotak ajaib. Atau haruskah para pelaku industri televisi belajar dari hewan?, karena kelompok habitat hewan saja tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kelompoknya. (Cecilia)

0 comments: