PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Sunday, April 27, 2008

Timor Leste Harus Minta Maaf Jika Tidak Bisa Memberi Bukti Konkrit

JAKARTA (PeePoop) – Jeffery J Massie dan Yuddy Chrisnadi, keduanya adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Damai Sejahtera, ikut bereaksi atas permasalah tudingan Ramos Horta terhadap Desi Anwar.

Mereka berdua menilai pemerintah Indonesia tidak bisa melindungi warga negaranya karena lemah dalam menampik tudingan Presiden Timor Leste Ramos Horta yang menyebutkan Desi Anwar sebagai biang penembakan yang dilakukan oleh Alfredo Reinado.

Seperti yang dikutip dari Media Indonesia Online. Menurut Jeffrey, Presiden SBY seharusnya menampik keras tudingan Ramos Horta itu. Pemerintah juga harus meminta pemerintah Timor Leste memberikan bukti kuat yang menjadi alasan tudingan tersebut. Bukti konkrit tersebut bisa diminta oleh Presiden ketika menerima kunjungan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao yang rencananya akan datang ke Indonesia pada 28 April ini. Jeffrey juga menambahkan, jika bukti tersebut tidak bisa diberikan, Presiden seharusnya mendesak Ramos Horta agar mencabut tudingannya dan meminta maaf kepada Desi Anwar, serta pemerintah Indonesia.

“Aneh kalau jurnalis yang dijadikan kambing hitam. Lebih aneh lagi kalau Presiden tidak menampik keras tudingan itu serta menuntut bukti konkrit atas tudingan yang dilancarkan Ramos Horta,” kata Jeffrey. (Erita)

0 comments: