PeePoop - Seperti yang kita tahu kunjungan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao selasa siang lalu bukan hanya terkait masalah hubungan Indonesia-Timor Leste semata. Tapi secara sadar atau tidak, Xanana harus menghadapi kenyataan yang tidak sedap menyangkut citra, integritas, dan kredibilitas buruk yang sedang tersemat di Presiden Timor Leste Ramos Horta. Seolah, seluruh rakyat
Hal tersebut disebabkan oleh satu alasan yang jelas dan transparan, yaitu dengan mudahnya tuduhan negative Ramos Horta melayang kepada Desi Anwar, jurnalis senior di Metro TV. Dengan mudah dan gamblangnya Horta telah menuduh Desi Anwar terlibat dalam konspirasi percobaan pembunuhan terhadap dirinya.
Celakanya, tudingan tersebut dianggap fitnah oleh yang bersangkutan dan tentunya dianggap fitnah oleh banyak orang di
Dan yang paling tidak bisa diterima tentunya adalah, status Ramos Horta sebagai seorang Presiden. Masyarakat luas akan berpikir dan mempunyai persepsi, bagaimana seorang Presiden dengan mudahnya membuat statement yang menyerang seseorang dari Negara lain dan parahnya tanpa bukti-bukti yang bisa menguatkan.
Tidak heran jika, Metro TV dan Desi Anwar mengajukan somasi untuk mendesak Presiden Ramos Horta menarik ucapan fitnahnya serta meminta maaf secara terbuka. Bila Horta tidak memenuhi permintaan tersebut, Metro TV dan Desi akan menggugat Horta secara hukum di Pengadilan Timor Leste.
Berkaitan dengan hal tersebut, apa yang telah dilakukan oleh Xanan dalam konfrensi pers bersama Presiden SBY di Istana Negara, Selasa (29/4), adalah sikap yang patut diacungi jempol. Dengan segala kerendahan hati, Xanana mewakili perminta maafan Ramos Horta atas statement yang tidak berdasar tersebut. Walaupun penyesalan Horta yang diwakilkan oleh Xanana jelas tidak bisa menyelesaikan persoalan, yang dibutuhkan adalah penyataan resmi dari Presiden Ramos Horta sendiri secara langsung meminta maaf kepada Metro TV dan Desi Anwar.
Menimbang bahwa Ramos Horta tengah berada dalam masa-masa pemulihan kesehatan dan trauma setelah tragedi penembakan yang nyaris merenggut jiwanya adalah satu hal. Tetapi, bersikap tegas atas pernyataan yang melukai kredibilitas dan reputasi adalah soal lain. Apalagi pernyataan tidak pantas, tidak proporsional, dan tidak bertanggung jawab itu dikeluarkan tidak saja oleh seorang presiden sebuah negara berdaulat, tetapi juga seorang peraih Hadiah Nobel untuk Perdamaian.
Seharusnya Horta lebih belajar untuk bersikap lebih arif setelah kasus ini, jangan sampai reputasi Timor Leste sebagai bangsa dan Negara rusak karena kecerobohan membuat pernyataan dari pemimpinnya. Dan patut digaris bawahi, jangan sampai pemberian Hadiah Nobel untuk Perdamaian yang didapat Ramos Horta dapat dipertanyakan atau malah dicabut karena telah diberikan kepada figut yang tidak pantas menerima penghargaan yang sangat terhormat tersebut. (thePuki)
0 comments:
Post a Comment