PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Tuesday, May 20, 2008

Ichsanudin Noorsy : BLT Tidak Efektif


JAKARTA (PeePoop) – Ichsanudin Noorsy, pengamat ekonomi kondang, meniali Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) sama sekali tidak efektif untuk mengurangi beban rakyat miskin Indonesia. Ia menilai persepsi yang telah dibangun oleh pemerintah yang menilai kemiskinan bisa dikurangi lewat tindakan-tindakan instan tersebut adalah salah besar.

Seperti yang dikutip dari Okezone.com, "BLT menjadi wujud bahwa pemerintah menerapkan ekonomi pasar. Pemerintah berpandangan bahwa kemiskinan bisa diselesaikan lewat pemberian yang instan, padahal yang terjadi adalah proses kelanjutan kemiskinan," ujar Ichsanudin Noorsy, Senin (19/5/2008).

Pemerintah selama ini tidak pernah menjelaskan pengertian subsidi, karena selama ini yang dilaksanakan adalah subsidi yang selisih antara harga pasar dikurangi dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

"Dari rumus ini memerlihatkan pemerintah tidak tegas membedakan antara alokasi anggaran untuk mengatasi kemiskinan dengan alokasi subsidi terkait kesejahteraan," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa dalam harga pasar produsen sudah menetapkan keuntungan. Sementara dalam ilmu ekonomi, kepuasaan konsumen ada batasnya. Tapi kepuasaan produsen tidak ada batasnya. Ini yang mengakibatkan konsumen akan patuh kepada produsen.

Ichsanudin Noorsy menyimpulkan bahwa akan terjadi proses pemiskinan, pasalnya konsumen akan selalu membutuhkan BBM, yang pada kenyataannya belum ada penggantinya. Sementara harga BBM akan terus mengalami kenaikan, karena memang itu gejala permanen yang melekat pada komoditas yang satu ini. (Erica)

0 comments: