PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Tuesday, January 27, 2009

Our Perspective
Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?


PeePoop - Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme.

Invasi 22 hari Israel ke Gaza, pada dasarnya para ahli militer dan otoritas Israel sudah yakin bahwa tindakan dalam waktu singkat tidak akan pernah bisa menghabisi perlawanan kelompok Hamas. Jadi sebenarnya sejak awal, invasi ke Gaza kali ini bukanlah semata pembelaan diri terhadap serang roket Hamas.

Michel Chossudovsky, dalam sebuah analisisnya di website majalah Global Research menyatakan, invasi yang begitu terencana oleh otoritas Israel ke jalur Gaza adalah terkait dengan perebutan ladang gas di lepas pantai Gaza, Palestina.


Kematian Arafat yang moderat dan kenaikan hamas ke puncak kekuasaan merupakan ancaman bagi kepentingan Israel atas control gas-gas itu. Ketika Ariel Sharon terpilih sebagai PM pada tahun 2001, ia mengatakan; “otoritas Israel tidak akan pernah membeli gas dari palestina”. Hal itu menandaskan bahwa seolah-olah ladang gas di wilayah Gaza tersebut telah dimiliki Israel secara de facto. Pihak Inggris sendiri (British Gas - BG Group) punya kepentingan besar untuk memenangkan kontrak gas di lepas pantai gaza tersebut, tentunya dengan menggunting kepentingan Mesir.

Pembenaran invasi Israel kali ini secara politik dan ekonomi dapat teranalisis dengan cukup mudah. Pembenaran secara politis adalah untuk menjatuhkan pemerintahan Hamas yang memang anti kompromi, lalu digunakan dalih serang roket Hamas untuk invasi tersebut.

Lalu secara ekonomi, Israel bertujuan untuk memastikan Gaza tidak terpengaruh kendali Hamas, agar Israel dapat menanamkan nilai-nilai neo liberlisme di Gaza, seperti yang dilakukan di daerah-daerah kekuasaan Fatah.

Serangan Israel kali ini juga terlihat sebagai serangan yang sudah dirancang lama dengan pencarian momentum yang tepat. Maka itulah invasi kali ini dianggap sebagai momentum yang tepat, karena dunia sedang dilanda krisis ekonomi hebat yang bersumber masalah pada negara-negara pusat kapitalisme.

Dan satu hal penting lainnya adalah, momentum penyerangan kali ini dianggap tepat oleh Israel karena bertepatan dengan fase transisi kepemimpinan di Amerika Serikat, sebagai sekutu setia Israel. Karena dengan masa transisi kepemimpinan tersebut, diluar atau selain Amerika Serikat tidak ada otoritas yang dipatuhi Israel untuk menerima gencatan senjata atau perundingan, karena itulah PBB saja dimentahkan begitu saja.

Jadi patut disimpulkan bahwa serangan Israel kali ini bisa dikatakan sebagai kepanikan Israel sebagai agressor neoliberalisme atas krisis global yang sedang melanda. Dan kehancuran kapitalisme imperialis terus semakin dekat, semoga. (thePuki)

0 comments: