PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Tuesday, January 27, 2009

Editorial
Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Paling Boros


PeePoop - Plato mendefinisikan kesenangan sebagai Replenishment, atau sesuatu yang disebut pemenuhan atas kekosongan. Saat manusia lapar adalah bentuk kekosongan dari makanan, karena itu pengisian dari rasa lapar tersebut merupakan kesenangan. Atau disaat manusia haus, manusia akan merasa senang ketika rasa haus tersebut telah terisi oleh air. As simple as that, kesenangan adalah suatu pengisian atas kekosongan.

Tetapi, pengisian kekosongan itu bukan suatu sikap spontanitas, tapi pengisian kekosongan yang membutuhkan pengetahuan. Kita membutuhkan pengetahuan untuk akhirnya dapat menilai apa yang kita perlukan untuk mengisi kekosongan tersebut.Pengetahuan juga diperlukan untuk menjustifikasi apakah yang kita rasakan itu “kesenangan sempurna” atau hanya berupa “kesenangan palsu”.Perbedaan dua kesenangan ini sangat jelas,yaitu didasarkan pada pengetahuan. Bila kesenangan didasarkan dan dijustifikasi lewat pengetahuan, kesenangan itu sempurna.

Hedonisme adalah suatu paham yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan yang paling utama dalam hidup. Filsafatnya dititikberatkan pada etika yang memberikan ketenangan batin. Kalau manusia mempunyai ketenangan batin, maka manusia mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia adalah hedone (kenikmatan, kepuasan). Ketenangan batin diperoleh dengan memuaskan keinginannya. Manusia harus dapat memilih keinginan yang memberikan kepuasan secara mendalam. Hedonisme sebagai suatu “budaya” yang meletakkan dimensi kepuasan materi sebagai suatu tujuan utama memicu dan memacu pemanfaatan alam dan atau melakukan aktivitas hidup yang jauh dari dimensi spiritual (moralitas).

Kesadaran akan nilai-nilai etika dan moralitas yang rendah dalam mencapai tujuan hidup memberikan kepuasan sesaat, dan dampak negatif yang berjangka panjang.

Mungkin itulah yang sedang dilakukan oleh Karsa & Kaji yang membuat Pilkada Jawa Timur menjadi 3 kali. Kesadaran terhadap nilai-nilai etika dan moralitas Karsa dan Kaji yang sangat rendah telah menghasilkan dampak negatif jangka panjang. Cukup sesuai dengan titik berat filsafat Hedonisme. Tujuannya pun jelas, hanya kepuasan (kekuasaan) sesaat.



Sudah rakyat Jawa Timur pada khususnya dibuat bingung dengan pengulangan Pilkada tersebut, ditambah dengan adanya fakta bahwa Pilkada Jawa Timur kali ini adalah Proses Demokrasi termahal di Indonesia, dengan menghabis uang negara sebesar Rp 821 Miliar, bahkan lebih besar dari dana kampanye yang dikeluarkan 5 Capres dan Cawapres pada Pilpres 2004 yang hanya total sebesar Rp.276 Miliar.

Rakyat tidak sanggup membayangkan, biaya yang dikeluarkan dalam dua putaran dan pencoblosan ulang termasuk penghitungan suara sebegitu besarnya. Dengan rincian. putaran pertama Rp 550 Miliar, putaran kedua Rp 250 Miliar, dan pencoblosan tambahan dan penghitungan ulang hari ini mencapai Rp 21 Miliar. Dan konon, ada yang menghitung seluruh biaya Pilkada Jatim termasuk dana kampanye yang dikeluarkan Karsa dan Kaji jumlah totalnya mendekati Rp 5 triliun. Sakit jiwa.

Dalam Pilpres 2004 saja, menurut media-media Indonesia, pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid melaporkan pengeluarannya Rp 86 miliar, Megawati Soekanoputri-Hasyim Muzadi Rp 84 miliar, SBY/JK Rp 74 miliar, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo Rp 16 miliar, serta pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar Rp 16 miliar.

Jadi jika benar adanya, total keseluruhan biaya Pilkada Jatim dan dana kampanye pasangan Karsa dan Kaji mencapai Rp 5 triliun, itu adalah sakit jiwa alias gila alias tolol alias bego alias tidak pake otak.

Seperti yang diberitakan media, pasangan Karsa dengan tegas menyatakan tidak akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi meskipun kalah dalam pencoblosan ulang hari ini. Sedangkan pasangan Kaji menyatakan belum memikirkan apakah akan menggugat lagi atau tidak, jika mereka kalah.

So, jadi bisa disimpulkan, pencoblosan ulang di Bangkalan dan Sampang hari ini, belum tentu menjadi Final Result dari parade sekumpulan hedonis Jawa Timur yang boros?. Pandangan Plato yang cocok di kontekstualkan pada Karsa dan Kaji, bahwa (apakah) mereka hanya mengejar kesenangan palsu?, sebuah pengisian kekosongan yang berdasarkan hasrat dan nafsu.

Ataukah pasangan Karsa dan Kaji berpatokan sepenuhnya pada filosofi Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)?. Jadi ngotot sah-sah saja kah?. Demokrasi mahal. (thePuki)

0 comments: