PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Friday, November 14, 2008

Our Perspective : Studi Kaum Kulturalis Tentang Media

PeePoop - Studi-studi kaum kulturalis tentang medai berada pada posisi ambigu antara konsep teoritis strukturalisme dengan konsep ekonomi politik. Dilakukan dalam tradisi budaya (cultural studies), penekanannya terletak pada kerangka (framework) yang berbeda dari pengetahuan yang meng-enkode dan men-dekode sebuah program acara. Perbedaannya hanya dicirikan oleh distribusi kuasa yang simetris yang mengarah pada tiga tipe pembacaan yang berbeda.


* Dominan, dimana makna sentral teks ditekankan
* Dinegoisasikan, dimana terdapat ketidak setujuan tipis tetapi secara umum
makna utama teks diterima
* Berlawanan, dimana teks dibaca dengan cara berlawanan sampai pada makna yang
di dinginkan, yaitu bedasarkan bagaimana teks itu di enkode

Kerangka teoritis itu berkaitan dengan gagasa hegemoni yang pertama kali dikenalkan oleh aktivis dan filosof Marxis berkebangsaan Italia, Antonio Gramsci (1891-1937). Pandangan tentang kekuasaan media ini dikenalkan oleh Stuart Hall (1932) dan koleganya dari sekolah Cultural Studies nya dalam buku Policing the Crisis.

Studi ini menerapkan teori hegemoni dan sosiologi tentang "moral panic" terhadap konsep tentang produksi sosial berita.

Policing the Crisis menyatakan bahwa krisis sosial dan ekonomi pada tahun 1970an mengancam keberadaan hegemoni ('konsesus' yang berkuasa). Sejumlah isu sosial seperti perampokan, pergolakan perserikatan, dan demonstrasi mahasiswa ditampilkan oleh media massa sebagai 'moral panic'. Permasalahan yang berbeda ditampilkan oleh media sebagai krisis monolitik tunggal atas hukum dan aturan yang menuntut kekuasaan yang kuat.

Pemogokan berencana dalam menuntut 'hukum dan keteraturan' ini telah menutnup jalan bagi kontrol negara yang lebih kuat yang didukung oleh rakyat.

Hal tersebut lalu menghasilkan senjata paling kuat yang dimiliki media massa, yaitu akses kepada penentu utama krisis. Akses tersebut terus diterapkan untuk mempertahankan hegemoni kelas berkuasa. (Cecilia)

0 comments: