PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Wednesday, June 4, 2008

KPK Kerjasama Dengan PBB


JAKARTA (PeePoop) - Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan langkah besar dengan menjalin kerjasama dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam menangani berbagai kasus korupsi.

Salah satu departemen dari dewan sosial dan ekonomi PBB, United Nation Office On Drugs & Crime (UNODC), yang akan berkerjasama dengan KPK. Kedua badan tersebut, KPK & UNODC, telah menandatangani nota kesepahaman di Gedung KPK, Rabu (4/6).


UNODC sendiri adalah lembaga yang mendapat mandat untuk mensukseskan implementasi United Nation Convention Againts Corruption (UNCAC) yang sudah digelar di Bali beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, M. Jasin dan perwakilan UNODC untuk Asia Pasifik, Akira Fujinomengatakan kerjasama itu antara lain mencakup pertukaran informasi dan dokumen, advokasi dan sosialisasi, strategi pencegahan, dan peningkatan kapasitas dalam pengembalian aset.

M. Jasin setelah penandatanganan nota kesepahaman tersebut mengatakan salah satu kendala besar yang dihadapi adalah belum diratifikasinya kesepakatan UNCAC oleh sejumlah negara.

Jasin menambahkan, dari 150 negara yang hadir dalam konvensi di Bali, baru sekitar 100 negara yang sudah meratifikasi kesepakatan dalam peraturan negara masing-masing.

"Memang idealnya negara tersebut meratifikasi UNCAC, sehingga kita mudah," kata Jasin. Seperti yang dikutip dari Ghabo.com.

Meski demikian, Jasin memperkirakan sejumlah negara akan meratifikasi kesepakatan UNCAC dalam waktu dekat. "Dalam waktu dekat akan diratifikasi dan diharapkan banyak negara yang meratifikasi, sehingga makin kuat kerja sama kami," katanya. (Moses)

0 comments: