PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Thursday, April 17, 2008

Perspective : Reaksi Lembut Terhadap 'Fitna'

JAKARTA (PeePoop) - Penayangan video Fitna secara global di Youtube.com menimbulkan banyak reaksi yang amat kuat dari muslim dunia. Bukan hanya negara-negara Islam di Dunia yang mengecam penanyangan dan penyebaran film pendek tersebut, tetapi Uni Eropa juga secara tegas mengecam penyebaran video tersebut.

Penanyangan global film Fitna menjadi kasus hinaan terhadap Islam untuk kesekian kalinya. Seperti yang kita semua tahu, setelah kasus penggambaran Kartun Nabi Muhammad SAW oleh kartunis asal Denmark telah menimbulkan reaksi yang keras. Di Berlin juga terdapat sebuah poster yang menghina kota Mekkah dengan menyebut Ka'bah sebagai Batu Bodoh. Di Belanda, Geert Wilders membuat film anti-Islam dan sangat melecehkan Al-Qur'an. Tidak kalah dengan negara lain, di Amerika Serikat pada tangga 27 Februari lalu dalam sebuah acara primetime di ABC News ditayangkan acara yang berjudul 'What Would You Do?', tayangan tersebut sangat menggambarkan masih banyak warga Amerika yang menganggap Islam sebagai ajaran yang berbahaya. Tentunya hal-hal tersebut menjadi sangat sensitif bagi para muslim di seluruh Dunia, termasuk Indonesia.

Lalu sebagai muslim, reaksi apa yang harus kita tunjukan?, haruskah reaksi dari muslim malah menambah stigma buruk tentang Islam di Dunia Barat?


Ada beberapa faktor penyebab yang membuat terciptanya stigma buruk tentang Islam di Dunia Barat. Faktor pertama, dalam Al-Qur'an, Allah SWT secara tegas berfirman bahwa sampai kapanpun kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah Rida' terhadap Islam (QS Al-Baqarah [2]:120). Di Al-Qur'an telah banyak diceritakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW oleh para orang kafir, diantaranya beliau pernah dituduh sebagai penyair (QS Al-Anbiyaa' [21]:5), dihina sebagai dukun (QS Al-Haaqqah [69]:42). dituduh sebagai tukang sihir (QS Adz-Dzaariyat [51]:52), dan dihina sebagai orang gila (QS Al-Hijr [15]:6). Bukti-bukti yang terdapat pada Al-Qur'an tersebut menegaskan dengan amat sangat bahwa kaum diluar Islam, sampai kapanpun tidak akan pernah menerima Islam, dan sampai kapanpun mereka akan tetap akan mengganggu Islam.


Faktor kedua adalah dengan jelas Islam merupakan tantangan ideologi bagi prinsip Atheisme. Hal inilah yang menjadikan Barat sangat membenci Islam, bagi mereka Islam bukan hanya tantangan bagi ke-kristenan barat, tetapi juga tantangan dan pengganggu terhadap prinsip-prinsip Aristotellianisme dan Epistomologi yang diwarisi dari pemikiran Yunani dan Romawi. Faktor inilah yang membuat Barat beranggapan elemen-elemen yang ditawarkan Islam tidak ter integrasi dengan berbagai dimensi pandangan hidup Barat, dengan kata lain Islam dianggap tidak sejalan dengan pandangan hidup mereka.

Dengan kata yang lebih mudah dicerna, Barat memandang Muhammad SAW telah membawa pemahaman Sentralisasi Allah Ta'ala dalam segala elemen kehidupan manusia, yang jelas sangat bertentangan dengan teori Barat yang segalanya berdasarkan logika dan akal pemikiran manusia.

Faktor lain yang sangat tidak terelakkan adalah isu terorisme yang dengan lantangnya didengungkan oleh Amerika dan sekutunya. Hal ini seperti efek Domino, sehingga dengan mudahnya merasuki bangsa Barat yang lain sampai mereka takut dan membenci Islam. Lalu sebenarnya bagaimanakah cara yang paling tepat untuk mengubah persepsi buruk Barat terhadap Islam?.


Teladan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya patut dicontoh. Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah.

"Wahai Rasulullah, pernahkah engkau mengalami hari yang lebih buruk daripada Perang Uhud?"

Rasulullah Muhammad SAW menjawab
"Suatu hari aku pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku temui, yaitu hari di mana aku menemui kaum kampung aqobah (di Thaif), ketika aku ingin menemui Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal (salah satu pembesar di Thaif dengan maksud meminta perlindungan, sekaligus menyebarkan islam) , tetapi dia tidak memenuhi keinginanku, lalu aku pulang dalam keadaan wajahku berdarah (karena perlakuan warganya yang merajamnya dengan batu). Ketika aku berhenti di Qarnul Tsa’alib (Miqat Qarnul Manajil), aku melihat ke atas dan awan memayungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, aku melihat Jibril memanggilku, seraya berkata: ‘’Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan (hinaan) kaummu dan penolakan mereka kepadamu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung terhadapmu.’’


Lalu hal yang amat sangat patut dijadikan teladan oleh kaum Muslimin saat ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW dengan rendah hatinya berdoa untuk kaum tersebut.


‘’Ya Muhammad,’’ ucap malaikat penjaga gunung. ‘’Jika engkau mau supaya aku melipatkan Akhsyabain (dua gunung di Makkahm, yaitu gunung Abi Qubaisy dan gunung yang menghadapnya) ini di atas mereka, niscaya akan aku lakukan. Namun dengan rendah hatinya, Rasulullah SAW malah berdoa (tidak ada sedikit pun keinginan untuk membalasnya). Bahkan, "aku berharap mudah-mudahan Allah SWT mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. (HR Bukhari Muslim)


Terdapat cerita lain yang patut dijadikan teladan untuk menghadapi para musuh-musuh Islam.

Saat salah seorang dari kaum Quraisy biasa melempari kotoran jika Rasulullah SAW lewat di depan rumahnya. Ketika orang Quraisy itu tidak terlihat lagi, Rasulullah pun menanyakan tentang kabarnya. Ketika ada kabar bahwa orang itu sakit, Rasulullah langsung menjenguknya tanpa ada dendam sedikit pun. Akhirnya, orang itu pun masuk Islam karena melihat akhlak mulia Rasulullah SAW. Dari kisah di atas, banyak pelajaran yang bisa kita renungkan. Pertama, ketika cacian dan perlakuan tidak manusiawi datang menghadapi Rasulullah, maka yang dikedepankan oleh beliau bukan dengan kembali mencaci, tapi dengan menunjukkan sikap baik, dan yang paling penting sikap damai nan lembut tanpa dendam.

Terbukti akhlak mulia Rasulullah dan sahabatnya telah membuat Islam bisa tersebar luas dengan waktu yang cepat dan singkat, tanpa reaksi yang keras terhadap para musuh Islam.


Hal tersebut seharusnya bisa menjadi teladan bagi para umat Islam agar lebih memperbaiki lagi akhlaknya sehingga yang membenci akan mengerti keagungan Islam. Jangan bereaksi keras cenderung anarkis, hal tersebut malah merugikan Islam sendiri. Lalu, dengan adanya serangan bertubi-tubi terhadap Islam, umat Islam seharusnya harus lebih bisa introspeksi, apakah umat pernah menjelaskan tentang Islam kepada orang-orang yang menghina Islam?, bisa saja, mereka yang membenci Islam belum tahu tentang hakikat Islam yang sebenarnya, (mungkin) yang mereka tahu hanya Islam adalah garis keras. Sangat disayangkan.

Rasulullah Muhammad SAW selalu menulis surat dan ditujukan kepada raja-raja dengan tujuan agar mereka mengerti apa misi Islam sesungguhnya. Jika diaplikasikan dengan jaman saat ini, umat Islam bisa berdakwah melalui buku, dengan kata lain berperang secara intelektual tanpa harus mengeluarkan tenaga, atau terjemahkan karya-karya Islam kedalam bahasa yang mudah dimengerti oleh barat, atau dengan pendekatan seni dan budaya yang sepatutnya bisa dimengerti oleh mereka. Sangat disayangkan jika Muslim di Indonesia bertindak anarkis atau melakukan sweeping karena tersebarnya film tersebut.

Jika semua cara lembut seperti Rasulullah Muhammad SAW tidak efektif terhadap penyerangan Islam, yang hanya bisa dilakukan adalah berdiam diri dan mendoakan mereka para musuh Islam agar diampuni dosa-dosanya dan berdoa bagi mereka para muslimin agar tidak terpancing oleh propaganda purba seperti film Fitna tersebut. Biarkanlah Allah SWT menghukum mereka para musuh Islam dengan caraNya sendiri.


Teladanilah Nabi Muhammad SAW, karena Allah pun menyerukan demikian. Figur sekelas Nabi Muhammad pun mendoakan musuh-musuh Allah SWT, apalagi manusia biasa seperti umat muslimin Dunia. Hal tersexy dari Agama adalah, manusia dipaksa untuk bisa menahan diri terhadap segala godaan dan serangan, dan manusia dipaksa untuk mempercayai bahwa segala hal ada hikmah dan ganjarannya, walaupun tanpa reaksi yang berlebihan dari manusia. Jangan gunakan reaksi keras, karena reaksi keras muncul dari logika karena merasa diserang oleh sesuatu, sementara Agama adalah sisi yang gaib, logika tidak akan pernah bermain, intinya manusia wajib mempercayai segala hal dari Agama yang diyakininya.

Wilders itu idiot, jadi kaum muslim jika tidak ingin jadi idiot jangan sampai terpancing oleh provokasi murahan seperti itu. Jika muslim di Indonesia terpancing, maka Wilders akan tertawa kegirangan merasa menang. Tidak lucu sekali melihat orang idiot seperti Wilders tertawa kegirangan.



Allah is Great. (thePuki)

0 comments: