PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Tuesday, April 29, 2008

Jumlah Ekspor Rotan Ternyata Fiktif

JAKARTA (PeePoop) – Jumlah ekspor rotan disinyalir hanya fiktif belaka. Para pengusaha rotan mengklaim sebanyak 81% atau US$258,5 juta dari total devisa ekspor rotan olahan senilai US$319 juta pada tahun 2007 ternyata fiktif.

Hal tersebut disebabkan, angka tersebut tidak mencerminkan kondisi industri pengolahan rotan yang sebenarnya.

Seperti yang dikutip dari Media Indonesia Online, "Ekspor dari Cirebon menurut data kami hanya US$60,5 juta. Berarti ada US$259 juta ekspor rotan olahan yang berasal dari luar Cirebon. Hal ini tidak mungkin karena sentra industri rotan olahan terbesar ada di kota itu," ujar Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra seusai Rapat Koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stake holder) industri rotan di Depperin, Senin (28/4).

Hampir seluruh para Stakeholder di bidang rotan nasional seperti Depperin, Departemen Perdagangan Departemen Kehutanan, Bea Cukai dan Departemen Perhubungan, Depkeu, seluruh perwakilan dinas, dan tiga asosiasi besar seperti Asosiasi Produsen Rotan Indonesia (APRI), Asmindo (Asosiasi Permebelan Indonesia), dan AMKRI. menghadiri rapat tersebut.

Hatta Sinatra juga mempertanyakan data total ekspor pada 2007 sebesar US$319 juta. Menurutnya, Cirebon yang seharusnya menyumbangkan devisa terbesar, maksimal setara US$121 juta. Sebab, kota tersebut merupakan pusat industri pengolahan rotan nasional.

"Kondisi industri pengolahan rotan sejak tahun lalu justru mengalami keterpurukan dahsyat akibat ketiadaan pasok bahan baku rotan mentah. Industri pengolahan rotan memangkas kapasitas produksi 50% - 80% yang menyebabkan pabrik menjadi tidak efisien. Dari 425 perusahaan rotan olahan di Indonesia, sekitar 144 perusahaan telah menutup usahanya," ulasnya seperti yang dikutip dari Media Indonesia Online.

Ia menyatakan, pihak AMKRI mensinyalir ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya ekspor fiktif produk olahan rotan. Pertama, terjadinya kesalahan perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam pengambilan sampel data terkait dengan nilai dan volume ekspor rotan pada tahun lalu.

Kedua, ada indikasi penyelundupan rotan olahan. Misalnya, isinya diklaim rotan olahan, tapi sebenarnya barang lain. Bisa saja elektronik atau apa saja tapi laporannya rotan olahan.

"Ketiga, terjadinya penyimpangan pencantuman nomor HS untuk mengelabuhi petugas Bea dan Cukai (BC). Kenyataan di lapangan, tidak ada sejumlah itu nilai dan volume ekspornya. Saya pelaku industri dan pemain di sana, sehingga tahu persis kondisi sebenarnya," tambahnya.

Di sisi lain, Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris mengatakan BC menyita sebanyak 9 kontainer rotan mentah yang akan diekspor dengan bobot sekitar 4,5 ton-5 ton per kontainer belum lama ini.

Ia menilai telah terjadi pemanipulasian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di industri rotan kita. Kejadian seperti ini banyak sekali, sehingga pemerintah merasa perlu memperketat pola tata niaga. (Cecil)

0 comments: