Hal tersebut disebabkan, angka tersebut tidak mencerminkan kondisi industri pengolahan rotan yang sebenarnya.
Seperti yang dikutip dari Media Indonesia Online, "Ekspor dari
Hampir seluruh para Stakeholder di bidang rotan nasional seperti Depperin, Departemen Perdagangan Departemen Kehutanan, Bea Cukai dan Departemen Perhubungan, Depkeu, seluruh perwakilan dinas, dan tiga asosiasi besar seperti Asosiasi Produsen Rotan Indonesia (APRI), Asmindo (Asosiasi Permebelan Indonesia), dan AMKRI. menghadiri rapat tersebut.
Hatta Sinatra juga mempertanyakan data total ekspor pada 2007 sebesar US$319 juta. Menurutnya,
"Kondisi industri pengolahan rotan sejak tahun lalu justru mengalami keterpurukan dahsyat akibat ketiadaan pasok bahan
Ia menyatakan, pihak AMKRI mensinyalir ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya ekspor fiktif produk olahan rotan. Pertama, terjadinya kesalahan perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam pengambilan sampel data terkait dengan nilai dan volume ekspor rotan pada tahun lalu.
Kedua, ada indikasi penyelundupan rotan olahan. Misalnya, isinya diklaim rotan olahan, tapi sebenarnya barang lain. Bisa saja elektronik atau apa saja tapi laporannya rotan olahan.
"Ketiga, terjadinya penyimpangan pencantuman nomor HS untuk mengelabuhi petugas Bea dan Cukai (BC). Kenyataan di lapangan, tidak ada sejumlah itu nilai dan volume ekspornya. Saya pelaku industri dan pemain di
Di sisi lain, Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris mengatakan BC menyita sebanyak 9 kontainer rotan mentah yang akan diekspor dengan bobot sekitar 4,5 ton-5 ton per kontainer belum lama ini.
Ia menilai telah terjadi pemanipulasian Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di industri rotan kita. Kejadian seperti ini banyak sekali, sehingga pemerintah merasa perlu memperketat pola tata niaga. (Cecil)
0 comments:
Post a Comment