PeePoop Online Media™ | Katakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Yang Mengatakan

(Kontribusi) Obama atau Amerika?

Kemenangannya atas Hillarry Rodham Clinton dalam konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, seolah-olah sudah menyediakan kursi tertinggi bagi Barack Hussein Obama di Gedung Putih.[...]

(Editorial) Karsa & Kaji, Sekumpulan Hedonis Boros

Quintus Horatius Flaccus, "Carpe Diem, Quam Minimum Credula postero." (Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok)? [...]

(Our Perspective) Media & Pemasaran Politik Dalam Kerangka Neoliberalisme

Menjelang Pemilu 2009, hampir setiap ruang publik penuh dijejali oleh iklan-iklan politik dalam berbagai bentuk. [...]

(Our Perspective) Invasi Israel Sebagai Solusi Krisis Kapitalisme?

Berdasarkan salah satu teori Karl Marx, perang merupakan salah satu pertimbangan untuk solusi krisis kapitalisme. [...]
Foto Peristiwa - Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009
Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imageEnlarged view of image Thumbnail imagegambar besar Thumbnail imagegambar besar

Courtesy of Kaskus

Saturday, May 24, 2008

Mimpi Indah : Reformasi


PeePoop - 10 tahun sudah suatu keadaan yang diberi label reformasi telah dinikmati oleh Indonesia. Tepat 21 Mei 1998 elemen bangsa yang sudah sesak ditekan oleh kekuasaan Orde Baru akhirnya mendapatkan momentum sukacita dengan pengunduran Jendral Besar Soeharto.

Dengan runtuhnya kekuasaan sang Jendral Besar, sepertinya semua masalah fundamental dari Orde Baru itu sendiri akan menghilang dengan sendirinya. Dan yang paling penting, sepertinya dengan lengsernya sang Jendral Besar, bangsa ini bisa menjadi lebih baik dalam segala lini.

Inilah yang dinamakan mimpi indah. Tidak peduli bagaimana indahnya sebuah mimpi, tetapi mimpi tetaplah mimpi, yang 85% tendensi tetaplah sebuah mimpi. Fantasy always better than reality.

Para figur yang (paling tidak) dijuluki sebagai pahlawan reformasi begitu yakinnya bahwa sumber semua masalah bangsa adalah Soeharto seorang. Soeharto dianggap sebagai sumber kebangkrutan dan malapetaka. Soeharto menjadi parameter tunggal dari inti semua masalah bangsa.

Memang benar Soeharto adalah sasaran empuk pergerakan saat itu, tetapi jika berpikir pengunduran Soeharto sebagai ukuran perubahan, jelas salah besar, dan cenderung tolol. Buktinya, eksistensi Partai Golkar sama sekali tidak terganggu oleh runtuhnya Soeharto. Birokrasi sama sekali tidak berubah, hanya berubah secara formalitas bukan perubahan di esensi birokrasi itu sendiri. Dan yang paling penting diingat, TNI tetap digdaya, mendominasi, dan masih kepala batu. Ketiga elemen tersebut adalah mesin politik Orde Baru dan Soeharto.

Kenyataan sudah begitu, sayangnya, eksistensi berkepanjangan tersebut masih saja ditopang oleh rakyat. Golkar masih menguasai sebagian besar kursi di DPR, bahkan rakyat masih percaya kepada birokrat dan TNI yang pada 10 tahun lalu dicap sebagai musuh bersama gerakan reformasi. Hal tersebut menjadikan rezim yang berkuasa sekarang bukan dalam bentuk reformasi, tetapi lebih kepada rekondisi setelah rezim Soeharto.

Untuk para elit, birokrat, TNI/Polri, dan mereka-mereka yang tidak pernah menginginkan suatu perubahan mendasar, mereka akan terus bergerak memberikan kenyataan yang sebenarnya semu. (thePuki)

0 comments: